Pages

Kamis, 28 April 2016

TIPE GINJAL DAN PROSES PEMBENTUKAN URINE



TIPE GINJAL DAN PROSES PEMBENTUKAN URIN
A. Tipe Protonefros
Ginjal tipe ini muncul pertama kali pada saat embrio, bentuknya bersegmen, dan letaknya jauh ke arah rongga tubuh. Setiap unit memiliki satu nefrostoma yang bermuara ke dalam selom, tidak memiliki glomerulus. Pada ikan dan amfibi hanya ada pada tingkat larva dan hilang saat dewasa. Sedangkan pada reptilia, aves dan mamalia tampak sementara pada embrio kemudian segera menghilang .
B. Tipe Mesonefros
Ginjal tipe ini berkembang secara segmental di tengah rongga tubuh. Beberapa nefrostoma bermuara ke dalam selom. Ekskresi dilakukan oleh glomerulus. Pada ikan dan amfibi, ginjal tipe ini terus berfungsi hingga dewasa. Sedangkan pada reptil, aves dan mamalia, ginjal ini timbul setelah protonefros dan berfungsi hanya selama fase embrio kemudian menghilang, meskipun demikian, salurannya tetap ada dan berfungsi sebagai vas deferes.

C. Tipe Metanefros
Ginjal tipe ini tidak bersegmen, tidak memiliki nefrostoma dan jumlah glomerulusnya banyak. Ginjal ini dimiliki oleh reptil, aves dan mamalia dan berfungsi terus selama hidupnya.

Jadi, perbedaan mendasar dari ketiga tipe ginjal tersebut adalah SEGMEN yang dimiliki, jumlah NEFROSTOMA dan jumlah GLOMERULUS.
  • Sistem Ekskresi Pada Vertebrata
Alat ekskresi yang utama pada vertebrata adalah ginjal. Struktur ginjal yang paling primitive pada vertebrata disebut akrinefros atau holonefros. Pada prinsipnya, terdapat beberapa ginjal pada vertebrata, yaitu pronefros, opistonefros, mesonefros, dan metanefros. Pronefros adalah ginjal yang berkembang pada fase embrio atau larva. Selanjutnya pronefros akan berubah menjadi mesonefros, kemudian setelah hewan dewasa berubah lagi menjadi metanefros. Opistonefros terdapat pada kelompok hewan Anamniota (Cyclostomata, Pisces, dan Amfibi), sedangkan mesonefros terdapat pada fase embrio Amniota (Reptil, Aves, dan Mamalia). Namun setelah dewasa, mesonefros ini berubah menjadi metanefros.
  • Sistem Ekskresi Pada Pisces
Sistem eksresi ikan seperti juga pada vertebrata lain, yang mempunyai banyak fungsi antara lain untuk regulasi kadar air tubuh, menjaga keseimbangan garam dan mengeliminasi sisa nitrogen hasil dari metabolisme protein. Alat pengeluaran ikan terdiri dari:
  • Insang yang mengeluarkan CO2 dan H2O
  • Kulit ; kelenjar kulitnya mengeluarkan lendir sehingga tubuhnya licin untuk memudahkan gerak di dalam air.
  • Sepasang ginjal (sebagian besar) yang mengeluarkan urine.
  • Berkembang dua tipe ginjal pada ikan, yaitu;
  • Pronefros
    Ginjal pronefros adalah yang paling primitif, meski terdapat pada perkembangan embrional sebagian besar ikan, tetapi saat dewasa tidak fungsional, fungsinya akan digantikan oleh mesonephros. Perkecualian pada ikan‘hagfish’(Myxine) dan lamprey.
  • Mesonefros
    Ginjal ikan bertipe mesonefros, berfungsi seperti opistonefros pada embrio emniota.
Keduanya mirip, perbedaan prinsip adalah kaitannya dengan sistem peredaran darah, tingkat kompleksitas, dan pada efisiensinya. Jumlah glomerulus ikan air tawar lebih banyak dan diameternya lebih besar dibandingkan dengan ikan laut.
Ikan beradaptasi terhadap lingkungannya dengan cara khusus. Terdapat perbedaan adaptasi antara ikan air laut dan ikan air tawar dalam proses eksresi. Keduanya memiliki cara yang berlawanan dalam mempertahankan keseimbangan kadar garam di dalam tubuhnya.
Air garam cenderung menyebabkan tubuh terdehidrasi, sedangkan pada kadar garam rendah dapat menyebabkan naiknya konsentrasi garam tubuh. Ginjal ikan harus berperan besar untuk menjaga keseimbangan garam tubuh. Beberapa ikan laut memiliki kelenjar eksresi garam pada insang, yang berperan dalam mengeliminasi kelebihan garam. Ginjal berfungsi untuk menyaring sesuatu yang terlarut dalam air darah dan hasilnya akan dikeluarkan lewat korpus renalis. Tubulus yang bergulung berperan penting dalam menjaga keseimbangan air. Hasil yang hilang pada bagian tubulus nefron, termasuk air dan yang lain, diabsorpsi lagi ke dalam aliran darah. Korpus renalis lebih besar pada ikan air tawar daripada ikan air laut, sehingga cairan tubuh tidak banyak keluar karena penting untuk menjaga over dilusi (agar cairan tubuh tidak terlalu encer). Elasmobranchii, tidak seperti kebanyakan ikan air laut, memiliki korpus renalis yang besar dan mengeluarkan air relatif banyak, seperti pada ikan air tawar. Bangunan seperti kantung kemih pada beberapa jenis ikan hanya untuk penampung urine sementara, dan umumnya hanya berupa perluasan dari bagian akhir duktus ekskretori.
                     
  • Sistem Ekskresi Pada Reptil
            Alat ekskresi pada Reptil berupa sepasang ginjal metanefros, kulit, dan paru-paru. Metanefros berfungsi setelah pronefros dan mesonefros yang merupakan alat ekskresi utama saat stadium embrio menghilang. Ginjal dihubungkan oleh ureter ke vesika urinaria yang bermuara langsung ke kloaka. Bentuk ureter menyempit di bagian posterior, ukurannya kecil, dan permukaannya beruang-ruang. Selain ginjal, reptile memiliki kelenjar kulit yang menghasilkan asam urat tertentu yang berguna untuk mengusir musuh. Pada jenis kura-kura tertentu terdapat sepasang vesika urinaria tambahan yang juga bermuara langsung ke kloaka dan berfungsi sebagai organ respirasi.
Pada kura-kura betina, alat respirasinya juga berperan membasahi tanah yang dipersiapkan untuk pembuatan sarang sehingga menjadikan tanah lebih lunak dan mudah digali. Hasil ekskresi reptile adalah asam urat. Dibandingkan Amfibi, Reptil hanya menggunakan sedikit air untuk membilas sampah nitrogen dari darah karena sebagian sisa metabolisme diekskresikan sebagai asam urat yang tidak beracun dalam bentuk pasta berwarna putih. Sisa air direabsorpsi oleh bagian tabung ginjal. Pada beberapa anggota Reptil, seperti buaya dan kura-kura air, selain mengekskresikan asam urat juga mengekskresikan amonia. Khusus pada kura-kura laut terjadi ekskresi garam dari sepasang kelenjar garam di kepala yang bermuara di sudut mata, sehingga sering terlihat seperti mengeluarkan air mata. Anggota lainnya, seperti ular, crocodilian, dan alligator tidak mempunyai vesika urinaria sehingga asam urat keluar bersama feses. 
  • Sistem Ekskresi Pada Aves
Alat ekskresi berupa sepasang ginjal metanefros, kulit, dan paru-paru. Ginjal dihubungkan oleh ureter ke kloaka karena burung tidak memiliki vesika urinaria. Tabung ginjal burung lebih banyak dari mamalia karena kecepatan metabolisme burung sangat tinggi. Tiap 1 ml kubik jaringan korteks burung mengandung 100 sampai dengan 500 tabung ginjal yang membentuk lengkung Henle kecil. Air dalam tubuh disimpan melalui reabpsorpsi di tubulus. Di dalam kloaka juga terjadi reabsorpsi air yang menambah jumlah air dalam tubuh. Sampah nitrogen dibuang sebagai asam urat yang dikeluarkan lewat kloaka sebagai kristal putih yang bercampur feses.
Khusus pada burung laut, seperti camar, selain mengekskresikan asam urat juga mengekskresikan garam. Hal ini disebabkan karena meminum air gram dan makan ikan laut yang banyak mengandung garam. Burung laut memiliki kelenjar pengekskresi garam di atas mata. Larutan garam mengalir ke rongga hidung kemudian keluar lewat nares luar dan akhirnya garam menetes dari ujung paruh. Burung hampir tidak memiliki kelenjar kulit, tetapi memiliki kelanjar minyak yang terdapat pada tunggingnya. Kelenjar minyak berguna untuk meminyaki bulu-bulunya.
  • Sistem Ekskresi Pada Mamalia
Ginjal
a) Bagian – bagian ginjal :
                               
Gijal terdiri atas bagian kortex ( kulit ) dan medulla ( sumsum ginjal ) dibagian kortex terdapat badan penyaring ( nefron )
Bagian – bagian badan penyaring ( nefron ) terdiri atas :
1. Badan Malpighi
Badan Malpighi terdiri atas :
Glomerulus : Merupakan pembuluh darah kapiler tempat darah disaring ( difiltrasi ), zat sisa yang tidak berguna dan beberapa zat yang berguna dengan kadar berlebih akan masuk ke kapsula bowman.
Kapsula bowman : Merupakan selaput pembungkus glomerulus untuk menyaring (filtrasi ) hasil filtrasi akan masuk ke tubulus ginjal.
2. Tubulus ginjal
  1. Tubulus kontortus proksimal
  2. Tubulus kontortus distal
  3. Lengkung henle
  4. Tubulus kolektivus
b) Tahap pembentukan urine :

1)      Filtrasi ( penyaringan )
Filtrasi merupakan proses penyaringan darah yang berlangsung di dalam badan Malpighi yaitu dari glomerulus ke kapsula bowman, filtrate hasil filtrasi disebut urine primer, dalam urine primer masih terdapat zat yang berguna yaitu : air, glukosa, dan garam mineral seperti ion natrium (Na+) dan ion kalsium ( ca 2+ )
2)       Reabsorpsi ( penyerapan kembali )
Reabsorpsi merupakan proses penyerapan  kembali zat dalam urine primer yang masih berguna, filtrate hasil reabsorpsi disebut urine sekunder , ada dua macam reabsorpsi yaitu reabsorpsi obligat dan fakultatif, reabsorpsi obligat berlangsung di dalam tubulus kontortus proksimal  hingga tubulus kontortus distal
Reabsorpsi obligat selalu berlangsung pada setiap keadaan dengan volume urine yang sama
Reabsorpsi fakultatif berlangsung di tubulus distal dan tubulus kolektivus, pada kondisi tertentu, reabsorpsi fakultatif dibantu oleh hormone, missal reabsorbsi air dibantu oleh hormone antideuritika ( ADH ), dan reabsorbsi kalsium dibantu oleh hormone paratiroid  (PTH )
Hasil reabsorpsi ini  berupa urine sekunder yang komposisinya mengandung air, garam, urea, dan pigmen empedu yang berfungsi member warna dan bau pada urine
3)      sekresi : proses penambahan garan mineral dan ion-ion yang dibutuhkan oleh tubuh
4) eksresi : proses pengeluaran zat sisa metabolisme berupa urine melalui anus.
Factor – factor yang mempengaruhi produksi urine
  1. Hormone antideuritik ( ADH )
  2. Hormon insulin
  3. Jumlah air yang diminum
  4. Factor cuaca
Di dalam urine  terkandung bermacam – macam  zat, antara lain :
  1. Zat sisa pembongkaran protein seperti urea, asam ureat, dan amoniak
  2. Zat warna empedu yang memberikan  warna kuning pada  urine
  3. Garam, terutama garam dapur
  4. Zat – zat yang berlebihan dikomsumsi, misalnya vit C, dan obat – obatan, juga kelebihan zat yang yang diproduksi sendiri oleh tubuh, misalnya hormone.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Ahmad. 2012. Sistem Ekskresi. (diakses dari http://id.scribd.com/doc /184840613/Sist-Eksresi pada hari Sabtu, 18 Januari 2014 pukul 17.53 Wita).
Aryani, Ani. 2010. Ekskresi Sistem. Volume 1: Halaman 7-19. Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia.
Dewi, Dian Puspita. 2013. Sistem Ekskresi. (diakses dari http://emwan9. blogspot.com/2009/05/ekskresi-vertebrata.html pada hari Sabtu, 18 Januari 2014 pukul 04.51 Wita).
Diana, I Ketut. 2012. Zoologi. (diakses dari http://gurungeblog.com pada hari Ahad, 19 Januari 2014 pukul 11.45 Wita).
Maridok, Dodok. 2012. Nephron. (diakses dari http://id.scribd.com/doc/ 83680510/Nephron pada hari Sabtu, 18 Januari 2014 pukul 6.21 Wita).
Nurfalah, Santi. 2011. Amphibi. (diakses dari http://sleepingcatown.blogspot.com pada hari Senin, 16 Desember 2013 pukul 14.38 Wita).
Storer, Usinger. 1965. Dasar-dasar Zoologi. Tangerang: Binarupa Aksara.

1 komentar:

 

Blogger news

Blogroll

About