TIPE
GINJAL DAN PROSES PEMBENTUKAN URIN
A.
Tipe Protonefros
Ginjal tipe ini muncul pertama kali pada saat
embrio, bentuknya bersegmen, dan letaknya jauh ke arah rongga tubuh. Setiap
unit memiliki satu nefrostoma yang bermuara ke dalam selom, tidak memiliki
glomerulus. Pada ikan dan amfibi hanya ada pada tingkat larva dan hilang saat
dewasa. Sedangkan pada reptilia, aves dan mamalia tampak sementara pada embrio
kemudian segera menghilang .
B.
Tipe Mesonefros
Ginjal tipe ini berkembang secara segmental di
tengah rongga tubuh. Beberapa nefrostoma bermuara ke dalam selom. Ekskresi
dilakukan oleh glomerulus. Pada ikan dan amfibi, ginjal tipe ini terus
berfungsi hingga dewasa. Sedangkan pada reptil, aves dan mamalia, ginjal ini
timbul setelah protonefros dan berfungsi hanya selama fase embrio kemudian
menghilang, meskipun demikian, salurannya tetap ada dan berfungsi sebagai vas
deferes.
C. Tipe Metanefros
C. Tipe Metanefros
Ginjal tipe ini tidak bersegmen, tidak memiliki
nefrostoma dan jumlah glomerulusnya banyak. Ginjal ini dimiliki oleh reptil, aves
dan mamalia dan berfungsi terus selama hidupnya.
Jadi, perbedaan mendasar dari ketiga tipe ginjal tersebut adalah SEGMEN yang dimiliki, jumlah NEFROSTOMA dan jumlah GLOMERULUS.
Jadi, perbedaan mendasar dari ketiga tipe ginjal tersebut adalah SEGMEN yang dimiliki, jumlah NEFROSTOMA dan jumlah GLOMERULUS.
- Sistem Ekskresi Pada Vertebrata
Alat ekskresi yang utama pada vertebrata adalah ginjal. Struktur ginjal
yang paling primitive pada vertebrata disebut akrinefros atau holonefros.
Pada prinsipnya, terdapat beberapa ginjal pada vertebrata, yaitu pronefros,
opistonefros, mesonefros, dan metanefros. Pronefros adalah ginjal
yang berkembang pada fase embrio atau larva. Selanjutnya pronefros akan berubah
menjadi mesonefros, kemudian setelah hewan dewasa berubah lagi menjadi
metanefros. Opistonefros terdapat pada kelompok hewan Anamniota (Cyclostomata,
Pisces, dan Amfibi), sedangkan mesonefros terdapat pada fase embrio Amniota
(Reptil, Aves, dan Mamalia). Namun setelah dewasa, mesonefros ini berubah
menjadi metanefros.
- Sistem Ekskresi Pada Pisces
Sistem eksresi ikan seperti juga pada vertebrata lain, yang mempunyai
banyak fungsi antara lain untuk regulasi kadar air tubuh, menjaga keseimbangan
garam dan mengeliminasi sisa nitrogen hasil dari metabolisme protein. Alat
pengeluaran ikan terdiri dari:
- Insang yang mengeluarkan CO2 dan H2O
- Kulit ; kelenjar kulitnya mengeluarkan lendir sehingga tubuhnya licin untuk memudahkan gerak di dalam air.
- Sepasang ginjal (sebagian besar) yang mengeluarkan urine.
- Berkembang dua tipe ginjal pada ikan, yaitu;
- Pronefros
Ginjal pronefros adalah yang paling primitif, meski terdapat pada perkembangan embrional sebagian besar ikan, tetapi saat dewasa tidak fungsional, fungsinya akan digantikan oleh mesonephros. Perkecualian pada ikan‘hagfish’(Myxine) dan lamprey. - Mesonefros
Ginjal ikan bertipe mesonefros, berfungsi seperti opistonefros pada embrio emniota.
Keduanya mirip, perbedaan prinsip
adalah kaitannya dengan sistem peredaran darah, tingkat kompleksitas, dan pada
efisiensinya. Jumlah glomerulus ikan air tawar lebih banyak dan diameternya
lebih besar dibandingkan dengan ikan laut.
Ikan beradaptasi terhadap
lingkungannya dengan cara khusus. Terdapat perbedaan adaptasi antara ikan air
laut dan ikan air tawar dalam proses eksresi. Keduanya memiliki cara yang
berlawanan dalam mempertahankan keseimbangan kadar garam di dalam tubuhnya.
Air garam cenderung menyebabkan
tubuh terdehidrasi, sedangkan pada kadar garam rendah dapat menyebabkan naiknya
konsentrasi garam tubuh. Ginjal ikan harus berperan besar untuk menjaga
keseimbangan garam tubuh. Beberapa ikan laut memiliki kelenjar eksresi garam
pada insang, yang berperan dalam mengeliminasi kelebihan garam. Ginjal
berfungsi untuk menyaring sesuatu yang terlarut dalam air darah dan hasilnya
akan dikeluarkan lewat korpus renalis. Tubulus yang bergulung berperan penting
dalam menjaga keseimbangan air. Hasil yang hilang pada bagian tubulus nefron,
termasuk air dan yang lain, diabsorpsi lagi ke dalam aliran darah. Korpus
renalis lebih besar pada ikan air tawar daripada ikan air laut, sehingga cairan
tubuh tidak banyak keluar karena penting untuk menjaga over dilusi (agar cairan
tubuh tidak terlalu encer). Elasmobranchii, tidak seperti kebanyakan ikan air
laut, memiliki korpus renalis yang besar dan mengeluarkan air relatif banyak,
seperti pada ikan air tawar. Bangunan seperti kantung kemih pada beberapa jenis
ikan hanya untuk penampung urine sementara, dan umumnya hanya berupa perluasan
dari bagian akhir duktus ekskretori.
- Sistem Ekskresi Pada Reptil
Alat
ekskresi pada Reptil berupa sepasang ginjal metanefros, kulit, dan paru-paru.
Metanefros berfungsi setelah pronefros dan mesonefros yang merupakan alat
ekskresi utama saat stadium embrio menghilang. Ginjal dihubungkan oleh ureter
ke vesika urinaria yang bermuara langsung ke kloaka. Bentuk ureter menyempit di
bagian posterior, ukurannya kecil, dan permukaannya beruang-ruang. Selain
ginjal, reptile memiliki kelenjar kulit yang menghasilkan asam urat tertentu
yang berguna untuk mengusir musuh. Pada jenis kura-kura tertentu terdapat
sepasang vesika urinaria tambahan yang juga bermuara langsung ke kloaka dan
berfungsi sebagai organ respirasi.
Pada kura-kura betina, alat
respirasinya juga berperan membasahi tanah yang dipersiapkan untuk pembuatan
sarang sehingga menjadikan tanah lebih lunak dan mudah digali. Hasil ekskresi
reptile adalah asam urat. Dibandingkan Amfibi, Reptil hanya menggunakan sedikit
air untuk membilas sampah nitrogen dari darah karena sebagian sisa metabolisme
diekskresikan sebagai asam urat yang tidak beracun dalam bentuk pasta berwarna
putih. Sisa air direabsorpsi oleh bagian tabung ginjal. Pada beberapa anggota
Reptil, seperti buaya dan kura-kura air, selain mengekskresikan asam urat juga
mengekskresikan amonia. Khusus pada kura-kura laut terjadi ekskresi garam dari
sepasang kelenjar garam di kepala yang bermuara di sudut mata, sehingga sering
terlihat seperti mengeluarkan air mata. Anggota lainnya, seperti ular,
crocodilian, dan alligator tidak mempunyai vesika urinaria sehingga asam urat
keluar bersama feses.
- Sistem Ekskresi Pada Aves
Alat ekskresi berupa sepasang ginjal
metanefros, kulit, dan paru-paru. Ginjal dihubungkan oleh ureter ke
kloaka karena burung tidak memiliki vesika urinaria. Tabung ginjal burung lebih
banyak dari mamalia karena kecepatan metabolisme burung sangat tinggi. Tiap 1
ml kubik jaringan korteks burung mengandung 100 sampai dengan 500 tabung ginjal
yang membentuk lengkung Henle kecil. Air dalam tubuh disimpan melalui
reabpsorpsi di tubulus. Di dalam kloaka juga terjadi reabsorpsi air yang
menambah jumlah air dalam tubuh. Sampah nitrogen dibuang sebagai asam urat yang
dikeluarkan lewat kloaka sebagai kristal putih yang bercampur feses.
Khusus pada burung laut, seperti
camar, selain mengekskresikan asam urat juga mengekskresikan garam. Hal ini
disebabkan karena meminum air gram dan makan ikan laut yang banyak mengandung
garam. Burung laut memiliki kelenjar pengekskresi garam di atas mata. Larutan
garam mengalir ke rongga hidung kemudian keluar lewat nares luar dan akhirnya
garam menetes dari ujung paruh. Burung hampir tidak memiliki kelenjar kulit,
tetapi memiliki kelanjar minyak yang terdapat pada tunggingnya. Kelenjar minyak
berguna untuk meminyaki bulu-bulunya.
- Sistem Ekskresi Pada Mamalia
a) Bagian – bagian ginjal :
Gijal terdiri atas bagian kortex ( kulit ) dan medulla ( sumsum
ginjal ) dibagian kortex terdapat badan penyaring ( nefron )
Bagian – bagian badan penyaring ( nefron ) terdiri
atas :
1. Badan Malpighi
Badan Malpighi terdiri atas :
Glomerulus : Merupakan pembuluh darah kapiler
tempat darah disaring ( difiltrasi ), zat sisa yang tidak berguna dan beberapa
zat yang berguna dengan kadar berlebih akan masuk ke kapsula bowman.
Kapsula bowman : Merupakan selaput pembungkus
glomerulus untuk menyaring (filtrasi ) hasil filtrasi akan masuk ke tubulus
ginjal.
2. Tubulus ginjal
- Tubulus kontortus proksimal
- Tubulus kontortus distal
- Lengkung henle
- Tubulus kolektivus
b) Tahap pembentukan urine :
1) Filtrasi ( penyaringan )
Filtrasi merupakan proses penyaringan darah yang berlangsung di dalam badan
Malpighi yaitu dari glomerulus ke kapsula bowman, filtrate hasil filtrasi disebut
urine primer, dalam urine primer masih terdapat zat yang berguna
yaitu : air, glukosa, dan garam mineral seperti ion natrium (Na+)
dan ion kalsium ( ca 2+ )
2) Reabsorpsi ( penyerapan kembali )
Reabsorpsi merupakan proses penyerapan kembali zat dalam urine primer
yang masih berguna, filtrate hasil reabsorpsi disebut urine sekunder ,
ada dua macam reabsorpsi yaitu reabsorpsi obligat dan fakultatif, reabsorpsi
obligat berlangsung di dalam tubulus kontortus proksimal hingga tubulus
kontortus distal
Reabsorpsi obligat selalu berlangsung pada setiap keadaan dengan volume
urine yang sama
Reabsorpsi fakultatif berlangsung di tubulus distal dan tubulus kolektivus,
pada kondisi tertentu, reabsorpsi fakultatif dibantu oleh hormone, missal
reabsorbsi air dibantu oleh hormone antideuritika ( ADH ), dan reabsorbsi
kalsium dibantu oleh hormone paratiroid (PTH )
Hasil reabsorpsi ini berupa urine sekunder yang komposisinya
mengandung air, garam, urea, dan pigmen empedu yang berfungsi member warna dan
bau pada urine
3) sekresi
: proses penambahan garan mineral dan ion-ion yang dibutuhkan oleh tubuh
4) eksresi : proses pengeluaran zat sisa
metabolisme berupa urine melalui anus.
Factor – factor yang mempengaruhi produksi urine
- Hormone antideuritik ( ADH )
- Hormon insulin
- Jumlah air yang diminum
- Factor cuaca
Di dalam urine terkandung bermacam – macam
zat, antara lain :
- Zat sisa pembongkaran protein seperti urea, asam ureat, dan amoniak
- Zat warna empedu yang memberikan warna kuning pada urine
- Garam, terutama garam dapur
- Zat – zat yang berlebihan dikomsumsi, misalnya vit C, dan obat – obatan, juga kelebihan zat yang yang diproduksi sendiri oleh tubuh, misalnya hormone.
DAFTAR
PUSTAKA
Amin, Ahmad. 2012. Sistem
Ekskresi. (diakses dari http://id.scribd.com/doc
/184840613/Sist-Eksresi pada hari Sabtu, 18 Januari 2014 pukul 17.53 Wita).
Aryani, Ani. 2010. Ekskresi
Sistem. Volume 1: Halaman 7-19. Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia.
Dewi, Dian Puspita. 2013. Sistem
Ekskresi. (diakses dari http://emwan9.
blogspot.com/2009/05/ekskresi-vertebrata.html pada hari Sabtu, 18 Januari
2014 pukul 04.51 Wita).
Diana, I Ketut. 2012. Zoologi.
(diakses dari http://gurungeblog.com
pada hari Ahad, 19 Januari 2014 pukul 11.45 Wita).
Maridok, Dodok. 2012. Nephron.
(diakses dari http://id.scribd.com/doc/
83680510/Nephron pada hari Sabtu, 18 Januari 2014 pukul 6.21 Wita).
Nurfalah, Santi. 2011. Amphibi.
(diakses dari http://sleepingcatown.blogspot.com
pada hari Senin, 16 Desember 2013 pukul 14.38 Wita).
Storer, Usinger. 1965. Dasar-dasar
Zoologi. Tangerang: Binarupa Aksara.