1.
Jantung dan pembuluh
darah memiliki perbedaan struktur. Salah satunya dapat dilihat dari ketebalan
dinding otot yang menyusun kedua organ.
a) Ketebalan dinding otot jantung berbeda antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan. Mengapa hal ini bisa terjadi? Jelaskan pengaruhnya terhadap sistem sirkulasi manusia.
b) Apa alasan yang tepat untuk menjelaskan mengapa pembuluh kapiler memiliki struktur yang lebih tipis dibandingkan dengan pembuluh darah lainnya? Jelaskan!
a) Ketebalan dinding otot jantung berbeda antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan. Mengapa hal ini bisa terjadi? Jelaskan pengaruhnya terhadap sistem sirkulasi manusia.
b) Apa alasan yang tepat untuk menjelaskan mengapa pembuluh kapiler memiliki struktur yang lebih tipis dibandingkan dengan pembuluh darah lainnya? Jelaskan!
JAWABAN:
a. dinding
jantung ini bervariasi sesuai dengan fungsinya. Dinding atrium yang lebih tipis
dibandingkan dengan dinding ventrikel berfungsi untuk memompa darah masuk ke
dalam ventrikel dengan tekanan yang kecil. Meskipun ventrikel kanan dan kiri
bertindak sebagai dua pompa yang terpisah yang secara bersamaan mengeluarkan
volume darah yang sama, sisi kanan memiliki beban kerja yang jauh lebih kecil.
Ventrikel kanan memompa darah pada jarak yang pendek ke paru-paru dan pada
tekanan yang rendah, serta resistensi terhadap aliran darah ini kecil.
Ventrikel kiri memompa darah pada jarak yang jauh ke seluruh bagian lain dari
tubuh pada tekanan yang lebih tinggi, serta resistensi terhadap aliran darah
ini lebih besar. Oleh karena itu, pengaruh nya ventrikel kiri bekerja lebih
keras daripada ventrikel kanan untuk mempertahankan kecepatan yang sama dari
aliran darah. Anatomi dari dua ventrikel juga menegaskan perbedaan ini, dimana
dinding otot ventrikel kiri jauh lebih tebal dari dinding ventrikel kanan.
Pengaruh kontraksi jantung terhadap aliran darah vena sangat kecil sehingga
aliran di dalam vena lebih banyak disebabkan oleh kontraksi otot-otot di
sekitarnya yang dibantu oleh katup-katup pencegah arus balik di sepanjang
pembuluh. Katup-katup yang tida dapat menutup dengan sempuma dan lemahnya
dinding pembuluh dapat menyebabkan pelebaran pembuluh vena.
b. Karena
pembuluh darah kapiler tidak memiliki kedua lapisan luar. Kapiler hanya memiliki
dinding pembuluh tipis yang hanya terdiri atas endothelium dan membrane basal.
Yang mana struktur tersebut mempermudah pertukaran zat antara darah dan cairan
interstisial yang menggenangi sel itu. Sedangkan arteri mempunyai lapisan
tengah dan lapisan luar yang lebih tebal dibandingkan vena dinding arteri lebih
tebal. dinding yang sangat tipis yang memungkinkan untuk permeabilitas
selektif, yang memungkinkan zat tertentu ke dalam jaringan dan karbon dioksida
dan limbah lainnya untuk meninggalkan jaringan. Ada bukaan kecil di dinding
kapiler yang memungkinkan sel-sel darah putih untuk memasuki jaringan juga,
sehingga mereka dapat menghancurkan bakteri. Kapiler bekerja pada sebuah sistem
untuk mengatur aliran darah dengan hanya beberapa dari mereka yang terbuka pada
waktu tertentu, tergantung di mana mereka berada dan apa yang area tubuh
lakukan.Pembuluh kapiler mempunyai diameter yang jauh lebih kecil dibandingkan
dengan arteri dan vena, perbedaan dalam struktur ini berkorelasi dengan
perbedaan fungsional diantara pembuluh-pembuluh
Referensi :
Fernando, adam. 2016 Buku schoology
sistem peredaran darah bagian 1. Padang : UNP
Campbell, neil. 2004. Biologi edisi
kelima jilid 3. Jakarta : Erlangga
2. Jantung merupakan organ yang vital di dalam
tubuh. Jika jantung tidak dapat bekerja dengan baik, maka akan terjadi beberapa
gangguan. Salah satunya adalah jantung koroner. Jelaskan mengapa hal ini bisa
terjadi!
JAWABAN:
Penyakit jantung
koroner merupakan penyakit jantung yang diakibatkan oleh rusaknya dinding
pembuluh arteri. Ketika pembuluh arteri memasok darah dan oksigen ke jantung,
pembuluh arteri tersebut mengalami penyempitan dan mengeras akibat pemupukan
kolesterol atau zat lainnya yang lebih dikenal dengan plak. Pemumpukan plak di
dinding arteri ini dikenal pula dengan pengerasan arteri. Pembentukan plak ini dapat menyertai perpaduan
pradisposisi genetik dan pilihan gaya hidup. Selain itu, ada
beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit jantung koroner salah
satunya adalah radikal bebas. Radikal bebas adalah ion molekul tanpa pasangan
yang mengikat molekul lain yang mengakibatkan molekul atau zat tadi menjadi
rusak atau berubah sifat.
referensi :
3. Jantung selalu berdenyut setiap saat, bahkan
di saat tidur. Jika berhenti saja sekian detik, maka aliran darah di dalam
tubuh akan terganggu. Bagaimana proses terjadinya denyut jantung itu? Siapa
saja yang berperan dalam proses tersebut? Petunjuk: Pelajarilah animasi
yang berjudul “Conducting System of The Heart” untuk menjawab
permasalahan ini!
JAWABAN:
Berdasarkan animasi yang telah ada
dapat disimpulkan
Proses pemompoan jantung
Otot- otot pada jantung bekerja
memompa darah yang dimulai dari atrium kanan. Potensial aksi yang akan berjalan
di dinding atrium dari nodus sinoatrial ke nodus atrioventrikular. Potensial
aksi tersebut melalui nodus atrioventikular dengan lambat untuk memberi waktu
atria untuk berkontraksi. Berkas AV menyebarkan sinyal ke percabangan sebelah
kiri dan kanan. Kemudian sinyal akan memasuki septum interventrikular dan turun
menuju bagian apeks (ujung) jantung.Serabut Purkinje mendistribusikan eksitasi
elektrik melalui ventrikel miokardium. Setelah Serabut Purkinje telah
menyampaikan sinyal listrik ke batas mereka, kardiosit sendiri akan
berkontraksi dengan mengirimkan ion dari sel ke sel melalui sambungan celah.
Dan konduksi yang kuat dari berkas atrioventrikular sampai ujung serabut purkinje
memungkinkan jaringan venrikuler sel mengkontraksi ion sehing terjadi kontraksi
yang kuat. Sehing otot – otot jantung akan mempompa darah dan terjading denyut
jantung.
Yang berperan
1) Nodus sinoatrial (SA)
2) Nodus atrioventrikular (AV)
3) Berkas His (berkas
atrioventrikular/AV)
4) Serabut purkinje
sumber : Fernando, Adam. 2016. Anatomi
dan Fisiologi Manusia. Padang : UNP
4. Pembuluh darah memiliki kemampuan yang disebut
dengan vasodilatasi dan vasokonstriksi. Kemampuan ini digunakan untuk mempertahankan
stabilitas suhu tubuh. Jelaskan pengaruh vasodilatasi dan vasokonstriksi pada
termoregulasi!
JAWABAN:
Pengaruh vasodilatasi dan vasokonstriksi pada
termoregulasi yaitu,
pada vasodilatasi pembuluh darah pada kulit
terjadi pada saat kondisi suhu tubuh meningkat, yang memungkinkan peningkatan
aliran darah ke kulit yang ditandai dengan pengeluaran keringat yang
menyebabkan peningkatan pengeluaran panas melalui evaporasi
Sebaliknya, vasokonstriksi pembuluh darah pada
kulit terjadi pada saat suhu tubuh menurun yang mengurangi aliran darah ke
kulit sehingga sistem metabolisme meningkat melalui mekanisme menggigil
referensi :
Lia Daru Mukti
5. Asumsikan bahwa di dalam cairan interstitial
pada gambar berikut ini ada bakteri yang menginfeksi sel-sel. Bagaimana hal ini
dapat mempengaruhi aliran cairan interstitial yang melewati dinding kapiler di
dalam area tersebut!
JAWABAN:
Cairan
interstitial merupakan komponen darah yang berada di antara sel. Cairan ini
berasal dari darah yang melewati dinding pembuluh kapiler. Tekanan osmotic pada
arteriol kapileri tinggi dibanding tekanan pada cairan interstitial. Akibatnya
darah akan berdifusi. Tetapi, takanan pada venule lebih rendah dari cairan
interstitial, sehingga darah dapat kembali ke pembuluh darah. Tetapi tidak
semua yang kembali, 1/10 akan masuk ke pembuluh limfa. Jika bakteri menginfeksi
sel yang berada pada cairan interstitial, maka sel tersebut akan rusak dan
tekanan pada cairan interstitial akan lebih tinggi dibanding kapiler, maka
darah dari arteriol kapiler tidak akan masuk ke cairan interstitial, tetapi
hanya cairan interstitial yang akan masuk ke kapiler. Akibatnya aliran darah
tidak lagi berjalan normal. Lalu, karena kerusakan sel dan keberadaan bakteri,
maka cairan interstitial tidak hanya mengandung zat yang berguna bagi tubuh,
mungkin mengandung zat berbahaya, dan akan masuk ke pembuluh darah. Hal ini
tentunya tidak baik bagi tubuh.
Sumber :
materi pertemuan 7
dari schoology halaman 193 dan ANIMASI Fluid Exchange Across the Walls of
Capillaries
6.
Seorang gadis yang
mengalami kerusakan jantung menerima jantung yang baru dipindahkan dari anak
lain yang tewas dalam kecelakaan. Pasien ini diberi serum antilimfosit yang
mengandung antibodi terhadap limfositnya. Jantung yang ditransplantasi tidak
ditolak, tetapi pasien meninggal akibat infeksi bakteri yang luar biasa. Jelaskan
mengapa serum antilimfosit diberikan dan mengapa pasien sangat rentan terhadap
infeksi!
JAWABAN:
Setiap gen dalam kelompok yang
disebut MHC menghasilkan suatu protein sel inang yang dapat menyajikan
fragmen antigen ke reseptor –reseptor sel T. Pada kasus transplantasi
organ (dalam hal ini organ jantung), molekul MHC-lah yang merangsang respon
kekebalan yang menyebabkan penolakan. Setiap spesies vertebrata memiliki banyak
alel yang berbeda untuk seiap gen MHC kelas I dan II, memungkinkan
penyajian fragmen-fragmen antigen dengan bentuk dan muatan yang bervariasi. Hal
ini menyebabkan hampir tidak ada dua orang, kecuali kembar identik yang akan
memiliki perangkat yang sama. Dengan demikian, pada mayoritas penerima
transplantasi jantung, beberapa molekul MHC pada jaringan yang disumbangkan
merupakan benda asing bagi penerima.
Pemberian serum antilimfosit atau obat-obatan imunosupresan oleh dokter
bertujuan untuk menekan respon kekebalan tubuh penerima, dengan demikian
jantung yang ditransplantasikan tidak ditolak oleh tubuh penerima karena sistem
kekebalannya ditekan. Akan tetapi, serum antilimfosit yang diberikan selain
dapat menghindari penolakan organ transplantasi, juga menyebabkan si penerima
lebih rentan terhadap infeksi. Karena sistem kekebalan tubuh penerima ditekan
dengan serum antilimfosit, sistem limfatik yang berperan dalam respon kekebalan
seperti sel limfosit T dan imfosit B nya tidak akan mampu berfungsi optimal,
hal ini menjadi peluang bagi bakteri, virus dan organisme penginfeksi lainnya
untuk menginfeksi tubuh si penerima. Hal inilah yang akhirnya dapat menyebabkan
kematian pada penerima.
Referensi:
Chambell, Neil, dkk. 2010. Biologi.
Jakarta: Erlangga.